Af’alul Muqorobah : Kaliat yang menunjukan pada dekatnya datangnya khobar
Af’alur Roja’ : Kalimat fiil yanmg menunjukan pada makna (roja’) atau mengharap harapkan datanmgnya khobar
Af’alus Suru’ : Kalimat fiil yang menunjukan pada makna untuk menunjukan pekerjaan
Aid : Dlomir yang kembali pada isim maushul
Alam Isim : Nama (pertama) yang di buat untuk menentukan suatu yang di namai
Alam Jinis : Nama yang asal pembuatannya guna mencakup seluruh afrodnya isim jinis tidak di tentukan untuk salah satu afrodnya isim jinis
Alam Kunya : Nama (kedua setelah isim alam) yang pembuatanya diawali dengan lafadz أب dan أم
Alam Laqob : Nama (ketiga setelah isim kunya) yang di buat mengandung arti pujian atau cacian
Alam Syakhsh : Alam yang asal pembuatannya di peruntukan untuk satu perkara, tidak sampai memasukan yang lain
Amil : Suatu (lafadz yang di kira-kirakan) yang bisa menghasilkan suatu makna dan menuntut wujudnya I’rob
Asmaul khomsah : Lafadznya أبوك, أحوك, , حموك, فوك, dan دومال
Athof Bayan : Isim yang menyerupai na’at dalam hal memperjelas kesamaan mathbu’ (lafadz lafadz yang di ikuti) ketika mathbu’nya berupa isim ma’rifat dan mentakhshish maknanya mathbu’ ketika berupa isim nakiroh
Athof Nasaq : Isim yang mengikuti pada matbu’ ( lafadz lafadz yang di kuti) dalam hal I’rob dengan perantara salah satu huruf ‘athof
Badal : Isim yang merngikuti mathbu’nya di dalam I’robnya dengan tidak menggunakan huruf ‘athof dan di maksud dengan hokum
Badal Ba’di Min Kul : Badal yang maknanya sebagian dengan mubdal minhu (perkara yang di ganti)
Badal Ghulat Badal yang jatuh sesudah mubdal minhu yang sudah terlanjur di ucapkan
Badal Idrob : Apablia mutakalim pada awalnya ingin mengabarkan sesuatu, kemudian ia menggantinya dengan yang lain dengan membatalkan yang awal
Badal Istimal : Badal yang mubdal minhunya (perkara yang di ganti) memuat badal tersebut
Badal Nisyan : Apabila mutakalim (orang yang bicara) pada awalnya ingin mengabarkan sesuatu, kemudian ketika ia mengucapkannya . ia ingin bahwa dirinya tidak menghendaki mengucapkannya karena lupa bukan karena salah ucap , sedang ia ingin mengabarkan yang lain
Badal Kul Min Kul : Badal yang maknanya sama dengan mubdal minhu (perkara yang di ganti)
Dzorof Zaman : Isim zaman yang di baca nashob dengan mengira-ngirakan makna”في”
Fa’il : Isim yang di baca rofa’ yang di sebutkan terlebih dahulu fiilnya
Fiil Amar : Kalimat yang menunjukan pada datangnya pekerjaan dari fiil mukhotob dengan tanpa lam amar (lam perintah)
Fiil Lazim : Kalimat fiil yang dzatnya tidak bisa beramal (digunakan) untuk menashobkan maf’ul bih
Fiil Madi : Isim yang menunjukan makna mandiri dan bersamaan dengan zaman yang sudah lewat (madi)
Fiil Mudlore’ : Isim yang menunjukan makna mandiri dan bersamaan dengan zaman sekarang (zaman hal) dan yang akan datang (zaman istiqbal)
Fiil Muta’adi : Kalimat fiil yang dzatnya bisa beramal (di gunakan) untuk menashobkan maf’ul bih
Hal : Isim yang di baca nashob yang menjelaskan keadaan yang samara
Huruf Ma’ani : Huruf –huruf yang telah memiliki arti
Huruf Mabani : Huruf yang bisa membentuk satu kata
Idhofah : Nisbat taqyidiyah (pertalian) antan dua isim yang mengira ngirakan huruf jer yang menyebabkan atau mewajibkan
Ilgho : Batalnya amal pada lafadz dan mahal (tempat) dengan sebab jatuhnya itu ada di tengah tengah amil atau akhir amil
Isi Fiil : Kalimat yang menunjukan pada makna fiil tapi tidak menerima alamat (tanda-tanda) kalimat fiil tersebut
Isim ‘Adad : Isim yang menunjukan arti bilangan
Isim Alam : Isim yang di buat untuk menunjukan suatu yang tertentu atau jelas tanpa di sertai qorenah (tanda)
Isim Dhohir : Kalimat yang menunjukan pada mutakalim (orang yang berbicara), mukhotob (orang yang diajak bicara), dan ghoib (orang ketiga)
Isim Dlomir : Kalimat yang menunjukan pada perkara yang dinamainya tanpa dibatasi dengan makna mutakalim, khitob, dan ghoibah
Isim Dlomir Bariz : Dlomir yang memiliki bentuk untuk di ucapkan
Isim Dlomir Bariz Munfasil : Dlomir yang bisa di buat permulaan dan boleh jatuh setelah إلا
Isim Dlomir Bariz Mutasil : Dlomir yang tidak bisa di buat permulaan dan tidak boleh jatuh setelah إلاselagi tidak dlorurot
Isim Dlomir Mustatir : Dlomir yang tidak memiliki bentuk untuk di ucapkan
Isim Dlomir Mustatir Jawaz : Dlomir yang mungkin atau bisa di tempati isim dzohir
Isim Dlomir Mustatir Wujub : Dlomir yang tidak mungkin atau tidak bisa di tempati isim dzohir
Isim Fiil : Kalimat yang menunjukan makna yang di miliki kalimat fiil, hanya saja tidak menerima tanda-tanda yang di miliki kalimat fiil
Isim Fiil Manqul : Isim fiil yang pindahan dari lafadz lain
Isim fiil Murtajal : Isim fiil yang dari awal pembuatan isim fiil tersebut tidak pindahdari yang lain
Isim Ghoiru Munshorif : Isim mu’rob yang menyerupai kalimat fiil dalam hal sama-sama memiliki dua ‘ilat atau satu ‘ilat yang menempati dua ‘ilat, yang mana ‘ilat yang pertama kembali pada lafadznya yang kedua pada makna
Isim Istifham : Isim yang dibuat untuk mencari faham atau pertanyaan
Isim Isyaroh : Isim yang menunjukan suatu yang jelas dengan perantara isyarat hissy, yakni menunjuk menggunakan jari tangan atau semacamnya, ini ketika posisi masyar ilaihnya hadir atau dengan isyarat maknawy, ini ketika keberadaan masyar ilaihnya tidak bisa di rasa oleh panca indra namun tidak hadir
Isim Jama’ : Kalimat isim yang menyimpan makna jama’ tapi tidak mempunyai lafadz mufrodznya (makna mufrodznya dari lafadz)
Isim Jinis : Nama yang asal pembuatannya guna mencakupseluruh afrodnya isim jinis tidak di tenukan untuk salah satu afrodnya
Isim Ma’rifat : Isim yang di buat untuk menunjukan suatu yang tertentu
Isim Mabni : Tetapnya akhir kalimat dalam bentuk kharokat atau sukun
Isim Makan Mubham : Isim yang menunjukan arti tempat yang tidak jelas batasnya, yakni tidak memiliki bentuk yang bisa dilihat oleh panca indra dan bentuknya tidak terbatas
Isim Makan Mukhtash Isim makan yang menunjukan makna pada tempat yang sudah jelas
Isim Mamdud : Setiap isim mu’rob yang akhirnya berupa hamzah dan huruf sebelum akhir berupa huruf alif ziyadah (tambahana)
Isim Manqus : Setiap isim mu’rob yang akhirnya berupa huruf Ya’ lazimah dan huruf sebelum akhir berharokan kasroh
Isim Maqsur : Setiap isim mu’rob yang akhirnya berupa huruf alif lazimah, dan huruf sebelum akhir berharokat fathah
Isim Mashdar : Isim yang menunjukan makna pekerjaan tetapi hurufnya kurang dati fiilnya
Isim Maushul : Isim yang menunjukan arti tertentu (jelas) dengan perantara jumlah atau syibeh jumlah setelahnya, dan jumlah tersebut di namakan silahnya maushul
Isim Maushul Harfi : Setiap huruf yang bisa dig anti serta silahnya dengan mashdar
Isim Maushul Ismiy : Isim yang menunjukan makna yang jelas dengan perantara sila dan ‘aid yang di sebutkan sebelumnya
Isim Mu’rob : Isim yang harokat huruf akhirnya berubah di sebabkan berbedanya amil yang masuk
Isim Muawal : Kalimat berupa masdar yang di paham dari bentuk fiil yang kemasukan huruf masdariyah
Isim Mufrod : Isim yang bukan mustana (makna dua), bukan jama’ (makna banyak), bukan mulkhaq jama’, dan bukan asmaul khomsah
Isim Munshorif : Isim yang menerima tamwin dan alamat jernya menggunakan kasroh
Isim Mustaq : Isim yang menunjukan makna pekerjaan atau sifat serta pelakunya dan menyimpan makna fiil serta hurufnya
Isim Nakiroh : Isim yang menunjukan suatu yang tertentu
Isim Sorekh : Kalimat yang berisi isim dlohir dan isim dlomir
Isim Syarat : Kalimat fiil yang menyimpan makna syarat
Isim Tasniyah : Isim yang menunjukan makna dua dengan tambahan alif - nun, dan ya’ – nun pada akhirnya
Isim Zaman Mufham : Isim yang menunjukan kadar waktu yang tidak jelas batasnya
Isim zaman Mukhtash : Isim yang menunjukan kadar waktu yang jelas batasnya
Istisna Munqoti’ : Mustasna bagian sebagian dari jinis mustasna minhu
Istisna Mutasil : Mustasna bagian dari mustasna minhu
Istisna’ : Mengeluarkan atau mengecualikan lafadz yang jatuh setelah إلاdan salah satu kawannya dari hokum yang di sandarkan pada lafadz sebelumnya
Jama’ Muanas Salim : Lafadz yang di jamakan dengan tambahan alif dan ta’ pada akhirnya
Jama’ Mudzakar Salim : Isim yang menunjukan makna lebih dari dua dengan tambahan wawu-nun dalam tingkah rofa’, dan tambahan ya’-nun dalam tingkah nashob atau jer
Jama’ Taksir : Isim yang berubah dari bangunan mufrodnya
Kalam : Setiap ucapan yang tersusun dari dua kalimat atau lebih yang memberikan faidah dan di sengaja dengan bahasa arab.
Kalimat : Lafadz yang menunjukan pada makna mufrod (satu) yang di sengaja
Kalimat Fiil : Kalilmat yang asal pembuatannya menunjukan makna mandiri dan di sertai dengan salah satu dari zaman tiga
Kalimat Huruf : Kalimat yang asal pembuatannya menunjukan makna, jika di gabungkan dengan kalimat lainya dan tidak di sertai dengan zaman
Kalimat Isim : Kalimat yang asal pembuatannya menunjukan makna sendiri dan tidak di sertai dengan zaman
Khobar : Isim yang di baca rofa’ yang ma’nanya di sandarkan kepada mubtada’
Khobar Jumlah : Khobar yang berupa jumlah fi’liyah atau jumlah ismiyah
Khobar Mufrod : Khobar yang bulan jumlah, tasniyah atau jama’
Lafadz : Suara atau ucapan yang memuat sebagian huruf hijaiyah
Lafadz Muawal : Lafadz jamid (yang tidak bisa di tashrif) yang memiliki makna yang di miliki lafadz mustaq dan mengandung makna fiil tidak hurufnya
Maf’ul Bih : Kalimat isim yang di baca nashob yang menjadi sasaran pekerjaan
Maf’ul Ma’a : Kalimat isim yang di baca nashob di sebutkan untuk menunjukan bahwa satu fiil di lakukan bersamaan
Maf’ul Min Ajlih : Kalimat isim yang di baca nashob untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan atau pekerjaan fail (pelaku)
Mashdar : Isim yang di baca nashob yang dalam tashrifan fiil jatuh pada urutan ketiga
Mashdar Mubham : Mashdar yang maknanya sama dengan makna fiilnya yakni tidak boleh lebih atau tidak kurang
Mashdar Mukhtash : Mashdar yang maknanya melebihi dari maknanya fiil dengan sebab tambahan untuk menjelaskan makna amilnya atau hubungan amilnya
Mubtada’ : Isim yang di baca rofa’ yang sunyi dari ‘amil lafdzi
Mufidz : Ucapan berfaidah (memberikan kepahaman) dengan kepahaman yang sempurna, yang mana diamnya mutakalim (orang yang bicara) dan sami’ (pendengar) terhadapnya dianggap baik
Mulhaq Jama’ Mudzakar Salim : Kalimat isim yang tidak bertemu dengan syarat jama’ mudzakar salim tetapi alamat i’robnya seperti jama’ mudzakar salim
Mulhaq Tasniyah : Setiap lafadz yang menyerupai isim tasniyah dalam bentuk tambahannya, hanya saja tidak terdapat syarat-syarat pembuatan isim tasniyahnya
Munada : Isim yang jatuh setelah salah satu huruf nida (mengundang)
Murokab : Lafad yang tersusun dari dua kalimat atau Lebih.
Murokab ‘Adadi : Setiap bilangan yang diantaranya terdapat huruf ‘athof yang di kira-kirakan
Murokab ‘Athfy : Susunan ma’tuf (lafadz yang di ‘athofkan)dan ma’tuf ‘alahi (lafadz yang di ‘athofi)
Murokab Badaiy : Lafadz yang tersusun dari badal (pengganti) dan mubdal minhu (lafadz yang di ganti)
Murokab bayani : Setiap dua kalimat yang keberadaan lafadz yang kedua memperjelaskan ma’na atau kandungan lafadz yang pertama
Murokab Idlofi : Lafadz yang tersusun dari mudlof dan mudlof ‘alahi
Murokab Isnadi : Lafadz yang tersusun dari musnad (hukum) dan musnad ‘alahi (hukum ‘alahi)
Murokab Madzi : Setiap dua kalimat yang tersusun lalu di jadikan (menjadi) satu kalimat
Murokab taukidi : Lafadz yang tersusun dari muakid (lafadz yang di kuatkan) dan muakad (lafadz yang di kuatkan)
Murokab Washfiy : Lafadz yang tersusun dari sifat dan yang di sifati
Na’at : Lafadz yang mengikuti pada lafadz yang di itutinya, baik dalam rofa’, nashob, jer, ma’rifat, maupun nakirohnya
Na’at Haqiqiy : Na’at yang menjelaskan salah satu sifat dari sifat-sifatnya lafadz yang berada setelahnya, yang masih ada kaitan atau hubungan dengan matbu’nya atau mausufnya
Naibul Fa’il : Isim yang di baca rofa’ yang tidak di sebutkan terlebih dahulu failnya
Nida’ : Memanggil atau menghadap menggunakan huruf “Yaa” atau salah satu temannya
Silah : Lafaz lafadz yang di butuhkan isim maushul yakni isim yang membutuhkan kepada lafadz lain
Ta’liq : Batalnya amal pada lafadznya dengan sebab batalnya lafadz padapermulaan kalam
Tamyiz : Kalimat isim yang terbaca nashob guna menjelaskan kesamaran dzat dan nisbat yang berada sebelumnya
Tamyiz Dzat : Tamyiz yang menjelaskan dzat yang di sebutkan sebelumnya
Tamyiz Nisbat : Tamyiz guna menjelaskan jumlah yang samara penisbatan hokum yang di sandarkan pada mahkum ‘alaih (orang yang terkena hukum)
Tanwin : Nun mati berupa tambahan yang berada di akhir kalimat isim, namun hanya dalam ucapan bukan dalam tulisan dan bukan untuk taukid
Tanwin ‘Iwad : Tanwinnya lafadz يومئذ dan حنئذ
Tanwin Dlorurot : Tanwinya kalimat yanmg karena dlorurot syair
Tanwin Iwad Harfiy : Tanwinya isim mankus yang mengikutio wazan مفاعل (mafia ‘ila) apabila pada tingkah rofa’ atau jer
Tanwin Iwad Jumlah : Tanwinya lafadz إد (idz) apabila di buang mudlof ilaihnya
Tanwin Iwad Kalimat : Tanwinya lafadz بعد dan كل
Tanwin Muqobalah : Tanwin untuk jama’ muanas salim
Tanwin Syad : Tanwinnya kalimat yang keluar dari qo’idah
Tanwin Tamkin : Tanwinya isim mu’rob yang munshorif ( yang bisa di tashrif) selain jama’ muanas salim
Tanwin Tankir : Tanwinnya isim yang mabni karena untuk membedakan antara isim mabni yang ma’rifat (khusus) dan isim mabni yang nakiroh ( umum)
Tanwin Ziyadah : Tanwin tambahan untuk atau supaya bisa menyamakan dengan kalimat lain
Taukid : Isim yang mengikuti pada lafadz yang di taukidkan dalam hal rofa’, nashob, jer, dan ta’rif (kema’rifatan)
Taukid Lafdzi : Mengulang lafadz yang lafadznya sendiri atau dengan lafadz lain memiliki arti yang sama (murodif) dengan tujuan untuk menghindari lupanya sami’ atau untuk menetapkan di dalam hati
Taukid Ma’nawi : Isim yang mengikuti mathbu’nya atau muakadnya
Wado’ : Kalimat yang di sengaja dengan menggunakan bahasa arab
Istilah Nahwu Tingkat Jurmiyah
Syatibi Ali Akbar | Selasa, 27 Maret 2012 | Label: Fadhilah-Fadhilah :